Kamis, 19 Januari 2017

laporan praktek kerja lapangan pengolahan Bakpia Crispy


LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGOLAHAN BAKPIA CRISPY BAROKAH AGUNG
Di Dk. WINONG Ds. KRAKITAN Kec. BAYAT
KABUPATEN KLATEN
                                               



Disusun oleh :

JOKO SUSILA
NIM 1331101309

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA
KLATEN
2015

LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENGOLAHAAN BAKPIA CRISPY BAROKAH AGUNG
Di Dk. WINONG Ds. KRAKITAN Kec. BAYAT
KABUPATEN KLATEN


JOKO SUSILA
NIM. 1331101409


Kerja Praktek telah dilaksanakan
dari 25 Januari 2015 sampai 25 Februari 2015

                                                                       
Pemilik Home Industri



Janto
Dosen Pembimbing



Drs. Cucut Prakoso, MP

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Teknologi Pertanian
UniversitasWidya Dharma Klaten


                                                Ir. AgusSantoso, MP.
NIP. 19650408 199010 1 001

           

                                 


KATA PENGANTAR

            Dengan mengucap sykur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
            Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini masih banyak mendapatkan bantuan bimbingan serta saran yang bermanfaat dari berbagai pihak. Pada kesempatan yang sangat baik ini dengan segala kerendahan dan hati penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada yang terhormat :
1.      Prof. Dr. H. Triyono, M.Pd selaku Rektor Universitas Widya Dharma Klaten
2.      Ir. Agus Santoso, MP.  selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Widya Dharma Klaten,
3.      Aniek Wulandari, SP. MP. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
4.      Drs. Cucut Prakosa, MP, selaku dosen pembimbing,
5.      Bapak Janto selaku pemilik home industry,
6.      Semua pihak yang telah membantu
Semoga laporan kerja praktek ini ada manfaat  bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan.
                                                                        Klaten,      September 2016

                                                                                                Penulis,
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDIL ..................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
I
ii
iii
iv
vi
BABB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..............................................................................
B.     Tujuan ............................................................................................
C.     Manfaat ..........................................................................................
BAB II. TINJAUAN TENTANG PERUSAHAAN
A.      Sejarah ......................................................................................
B.       TenagaKerja .............................................................................
C.       Manajemen Perusahaan ............................................................
D.      Hasil Pengolahan Produk ..........................................................
BAB III. PROSES PRODUKSI
A.    Tata Letak Pabrik ......................................................................
B.     Bahan Baku  dan Peralatan .......................................................
C.     Proses Pengolahan ....................................................................
BAB IV. PENANGANAN LIMBAH .......................................................
BAB V. PEMASARAN.............................................................................
BAB VI. PEMBAHASAN ........................................................................
BAB VII. KESIMPULANDAN SARAN .................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................


1
2
2

4
5
7
8

10
11
12
18
19
20
22
23


                                                                                                            















DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                              Halaman
1.      Struktur Organisi .………………………………….……...
2.      Produk Bakpia Crispy ...............................................................
3.      Tata Letak Pabrik .....………………………………….. ..........
4.      Proses penimbangan bahan baku ..............................................
5.      Proses pembuatan kulit dan soo ...............................................
6.      Proses pembuatan bakpia crispy .............................................
7.      Proses pengovenan ...................................................................
8.      Proses pengemasan ...................................................................
9.      Diagram alir proses pembuatan bakpia crispy ..........................
6
9
10
12
13
14
15
16
17












BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Makanan berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan pokok banyak negara. Ketersediaannya yang melimpah di pasar dunia, proteinnya yang tinggi, harganya yang relatif tidak mahal dan pengolahannya yang praktis dan mudah telah menjadikan makanan berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara. Negara pengekspor gandum juga cukup banyak antara lain, Australia, Kanada, Amerika, Rusia, Cina, dan masih banyak lagi.
Dalam perjalanannya, tepung terigu yang diolah dari biji gandum melalui proses penggilingan kemudian dikembangkan menjadi beragam makanan. Hasil olahan gandum yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi berbagai negara termasuk Indonesia adalah roti dan mie. Produk jadi lainnya seperti kue, biskuit, makanan ringan dan salah satunya bakpia.
Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Istilah bakpia sendiri berasal dari kata “bak” yang berarti daging dan “pia” yang berarti kue, secara harfiah berartikan roti berisikan daging. Beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia.
Bakpia termasuk salah satu makanan yang populer dari keluarga Cina atau Tionghoa. Bakpia yang cukup terkenal salah satunya berasal dari daerah Patuk, Yogyakarta, sehingga dikenal dengan sebutan Bakpia Patuk. Mengingat masyarakat Yogyakarta beragama Islam, pada perkembangannya, semula isi bakpia yang berisikan daging babi diubah menjadi kacang hijau. Kemudian rasa bakpia dikembangkan menjadi beraneka ragam seperti coklat, keju, nanas dan masih banyak lagi.
Alasan penulis memilih kerja praktik di tempat usaha rumah tangga pembuatan bakpia crispy milik bapak Janto adalah untuk menambah pengetahuan atau wawasan tentang bagaimana cara pengolahan bakpia, karena dari dulu hanya mengenal produk jadi dan mengkonsumsinya saja sehingga dengan adanya kerja praktek ini dapat belajar dan praktek langsung tentang bagaimana cara pembuatan bakpia dari awal sampai akhir. Jenis produk bakpia crispy jarang didengar di pasaran sehingga menjadi daya tarik penulis untuk mengetahui proses pembuatan dan pemasaran produk bakpia crispy.
B.       Tujuan
1.        Kerja praktek merupakan bentuk pembelajaran secara langsung yang sangat berharga melalui keterlibatan dalam proses produksi yang dapat menerapkan, merumuskan dan memecahkan masalah-masalah yang muncul.
2.        Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi berupa pemikiran, teknologi dan keterampilan.
3.        Mendewasakan cara berfikir mahasiswa didalam menelaah, merumuskan dan memecahkan masalah.
C.      Manfaat
1.        Bagi Penulis
Mendapatkan wawasan atau gambaran tentang cara pengolahan makanan dari proses awal hingga akhir dengan baik dan benar.
2.        Bagi Institusi
Hasil laporan ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak dapat bermanfaat bagi mahasiswa selanjutnya.
3.        Bagi Produsen
Dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran pada produsen dalam memahami pengolahan produk melalui teori-teori yang didapat diperkuliahan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.




BAB II
TINJAUAN TENTANG PERUSAHAAN
A.    Sejarah dan Pengelolaan Usaha
Usaha bakpia milik bapak Janto berdiri pada tahun 2008, berawal dari sebuah hobi dan pengalamanya saat bekerja sebagai pedagang kecil, penjual es krim, pedagang kain, sebagai pegawai bakpia dan masih banyak lagi. Keadaan yang seperti itu timbul pikiran kreatif untuk membuat bakpia dengan variasi dari bapak Janto. Tekat yang kuat serta sifat pantang menyerah, bapak Janto memulai usahanya. Beliau hanya lulus SD (sekolah dasar), akan tetapi itu bukan menjadi alasan untuk menyerah dengan keadaan. Usaha kecilnya ini dimulai dari tahun 2008-2010 dari membuat produk seperti bakpia basah, bakpia kering, kripik belut, kripik ikan nila dll. Sistem penjualanya yang masih dititipkan ke warung-warung kecil dan belum diberi nama.
Usaha ini berkembang dengan sangat pesat berkat kegigihan dan keberanian mengambil resiko dari bapak Janto. Pada tahun 2010 bapak Janto lebih fokus pada pembutan bakpia basah dan bakpia kering karena bahan baku kripik belut dan kripik ikan nila pada musim tertentu sulit didapat. Inovasi-inovasi produk selalu dicoba, pada tahun 2015 bapak Janto mencoba Inovasi baru yang diberi nama “Pia Crispy”. Produk ini sangat diminati konsumen dan dapat diterima di pasaran. Melihat permintaan pasar yang banyak, bapak Janto memutuskan untuk fokus pada bakpia crispy sedangkan bakpia basah dan bakpia kering yang sebelumnya diproduksi manajemen pengolahannya diserahkan penuh kepada bapak Heru yang tidak lain adalah adik kandung bapak Janto.
B.   Tenaga Kerja
          Tenaga kerja yang dimiliki bapak Janto dalam memproduksi bakpia crispy berjumlah 7 karyawan. Karyawan ini ditempatkan dalam proses produksi bakpia crispy, antara lain :
1.      Tiga orang dibagian produksi
2.      Satu orang dibagian pengovenan
3.      Dua orang di bagian pengemasan.
4.      Satu orang dibagian pemasaran
Pendidikan karyawan mulai dari SD, SMP dan SMA. Sebuah sikap kekeluargaan diciptakan dalam lingkungan kerja ini, sehingga dalam bekerja jarang sekali ditemui rasa iri atau terpaksa walaupun sudah ada penentuan bagian. Proses kerja dalam usaha ini adalah saling membantu, dimana jika ada yang terlihat berat pekerjaannya maka yang lain akan dengan sigap membantu, sehingga tidak ada karyawan yang sampai berpangku tangan dalam bekerja. Ibu Icha adalah istri bapak Janto yang berperan sebagai pengatur keuangan dan menggantikan bapak Janto jika beliau tidak ada ditempat. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 1. Struktur organisasi.
Gambar 1: Struktur Organisasi
Keterangan :
1.        Manager
Manager adalah orang yang bertugas memberikan arahan kepada semua karyawan tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana proses pengerjaannya. Manager bertugas mengatur semua kegiatan yang dilakukan, mengawasi kegiatan yang dikerjakan karyawan, dan mencari hal-hal baru yang dapat dikembangkan dalam usahanya serta memperluar pasar.
2.        General Manager
General manager adalah orang yang bertanggung jawab menggantikan manager dan menjadi bendahara perusahaan. General manager bertugas mengkoordinir semua karyawan yang ada, mengawasi kegiatan produksi, mengatur keuangan untuk pembelian bahan baku, dan membuat laporan keuangan.
3.        Bagian Produksi
Produksi adalah karyawan yang bertanggung jawab pada bagian produksi, bagian ini dibagi menjadi 2 tugas, yang pertama membuat adonan dan yang kedua membentuk adonan menjadi bulatan bakpia. Membantu kegiatan yang lain jika perkerjaan sudah selesai.
4.        Bagian Pengovenan
Pengovenan adalah karyawan yang bertanggung jawab dalam proses penggovenan dan membantu proses produksi.
5.        Bagian Pengemasan
Pengemasan adalah karyawan yang bertanggung jawab dalam proses pengemasan, melayani penjualan jika ada pembeli yang datang langsung, dan membantu proses produksi
6.      Bagian Pemasaran
Pemasaran adalah karyawan yang bertanggung jawab mengantar bakpia ke toko penjualan, belanja bahan baku dan membantu pekerjaan yang lainnya.
C.   Manajemen Perusahaan
          Pemilik perusahaan bakpia crispy ini adalah bapak Janto. Modal yang digunakan adalah modal sendiri sehingga semua yang dibutuhkan diusahakan sendiri dan tidak dari kerjasama dengan orang lain. Bapak Janto  mendirikan usaha ini dirumahnya sendiri yaitu di Dukuh Winong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Seiring berjalannya waktu usahanya semakin berkembang. Bapak Janto  membuat rumah di samping tempat usahanya untuk memproduksi bakpia crispy.                                                                                                                            
          Dalam memanajemen keuangan, bapak Janto mempercayai semepenuhnya kepada ibu Icha yang tidak lain adalah istri bapak Janto. Ibu Icha selalu membuat laporan yang dibukukan untuk mencatat uang masuk dan uang keluar. Pembukuan yang telah ada tetap diperikasa oleh bapak Janto sendiri sehingga semua proses keuangan termanajemen dengan baik dan benar. Pembelian di tempat produksi dibayar secara tunai dan langsung dicatat dalam buku. Kesalahan perhitungan yang terjadi biasanya langsung diselesaikan. Hal ini sering terjadi karena istrinya yang memberi uang belanja terkadang lupa mencatat jumlahnya sehingga terdapat kekeliruan. Kejadian ini terjadi saat membeli kebutuhan produksi secara mendadak yang jumlahnya hanya sedikit seperti telur ayam, gas, dan kebutuahan mendadak lainya. Kesalahan tersebut langsung diselesaikan karena sifat kepercayaan yang diberikan bapak Janto  kepada istrinya sejak awal mereka mengelola usaha ini.
D.   Hasil dan Produk Olahan
          Hasil dan produk olahan di home industri pembuatan bakpia ini ada 3 macam bakpia yaitu; bakpia kering, bakpia basah, dan bakpia crispy. Dari produk yang ada itu tentunya memiliki ciri khas dari rasa, bentuk maupun teksture. Bakpia crispy adalah jenis olahan baru yang merupakan bakpia hasil inovasi bapak Janto.
Gambar 2. Produk bakpia crispy




BAB III
PROSES PRODUKSI
A.      Tata Letak Pabrik, Bahan Baku dan Peralatan
1.      Tata Letak Pabrik
Gambar 3.Tata Letak Pabrik
Keterangan :
1.      Tempat pembuatan adonan isi bakpia
2.      Tempat pembuatan adonan soo
3.      Tempat pembuatan adonan kulit bakpia
4.      Tempat pengovenan
5.      Tempat produksi
6.      Tempat pengemasan
2.      Bahan Baku        
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bakpia crispy ini adalah tepung terigu, gula pasir, margarin, minyak kelapa, kuning telur, pengembang, keju/coklat. Bahan-bahan ini diperoleh di sekitar Pasar Klaten. Setiap kali produksi, selalu membeli bahan baku dan hanya waktu tertentu membeli bahan baku dalam jumlah banyak untuk cadangan, seperti pada saat hari raya yang permintaan bakpia besar dan harga bahan baku yang selalu naik sehingga pembelian bahan baku dilakukan dalam jumlah yang banyak dan jauh-jauh hari. Bahan baku disimpan dalam ruangan yang kering dan dikontrol setiap harinya, untuk memastikan bahan masih tersedia atau tidak. Ketepatan waktu pengontrolan dalam penyediaan bahan baku merupakan hal yang penting karena jika sudah habis sebelum waktu jam pulang maka proses produksi akan terhenti.
3.      Peralatan
Peralatan yang digunakan tergolong semi modern. Tempat produksi ini memiliki 3 mesin adonan, 1 oven dan 3 rak untuk mendinginkan bakpia yang telah dioven, 2 meja besar untuk produksi. Peralatan pendukung yang diantaranya pisau, semprotan, nampan, loyang, timbangan, sekrap, penghalus gula, tempah besar untuk meniriskan dan masih banyak lagi. Mesin adonan dibagi menjadi 3 yaitu  mesin untuk membuat adonan kulit bakpia, adonan soo, dan adonan isi bakpia. Peralatan produksi dibersihkan setiap sore setelah proses produksi selesai. Hal ini dilakukan agar mesin tetap terjaga dari kotoran sisa produksi yang dapat menyebabkan jamur sehingga dapat digunakan kembali dengan baik dan tidak mempengaruhi kualitas bakpia crispy.
B.       Proses Pengolahan
1.    Penimbangan bahan baku
Gambar 4. Proses penimbangan bahan baku (margarin)
Penimbangan bahan dilakukan untuk menentukan formulasi yang akan dibuat. Komposisi kulit bakpia, soo, dan adonan isi bakpia per 500 bakpia crispy yaitu 5 kg tepung terigu, minyak kelapa 500 ml, 2.500 ml air gula, dan setengah sendok teh garam untuk kulit bakpia. Minyak kelapa 2000 ml, tepung terigu merk Kencana Merah 5 kg untuk membuat soo. Tepung terigu merk Kencana Merah 10 kg, Keju 250g/coklat bubuk 250g, gula 5,5 kg, margarin 5,5 kg dan VX (pengembang) 250g, serta 1 kg kuning telur untuk mengolesi bagian atas bakpia sebelum dipanggang.
2.    Pencampuran bahan dan pembuatan adonan
Gambar 5. Proses pembuatan kulit dan soo
Pencampuran bahan dilakukan oleh orang yang sudah menjadi kepercayaan dari pemilik usaha agar komposisi tepat sehingga tidak mengurangi kualitas produk. Pencampuran kulit bakpia dilakukan dengan  memasukan bahan kulit bakpia kedalam mixer, kemudian diputar selama kurang kebih 1 menit sampai semua tercampur dengan baik dengan tekstur kenyal dan sulit putus. Pencampuran soo dengan  memasukan bahan soo bakpia kedalam mixer, kemudian diputar selama kurang lebih 1 menit sampai semua tercampur dengan baik seperti membuat kulit bakpia tapi tekstur isi kulit bakpia seperti pasta. Pencampuran isi bakpia dengan  memasukan bahan isi bakpia kedalam mesin adonan dan dicampur selama kurang lebih 10 menit sampai bahan tercampur rata.
3.      Pembuatan Bakpia
Gambar 6. Proses pembuatan bakpia crispy
Pembuatan bakpia dilakukan secara manual. Cara pembuatannya dengan membuat potongan-potongan kecil adonan kulit sama besar kurang kebih 1,5 cm. Memasukan soo kurang lebih setengah sendok teh lalu ditekan dan dilipat agar membentuk lapisan pada kulit bakpia. Selanjutnya membuat bola-bola kecil dengan diameter 2,5 cm untuk isi bakpia, membungkus isi bakpia dengan kulit bakpia yang telah diberi soo. Kemudian bulatan bakpia ditata dalam loyang dan diolesi kuning telur pada bagian atas bakpia untuk memberikan tampilan yang baik dan rasa gurih pada bakpia.

4.      Pengovenan
Gambar 7. Proses pengovenan
Pengovenan merupakan proses pematangan bakpia. Pada saat mengoven harus memperhatikan waktu dan suhu pengovenan. Pengovenan dilakukan selama kurang kebih 30 menit dengan suhu kurang lebih 2500 C. Setiap 10 menit  harus dipantau untuk melihat tingkat kematangan agar tidak gosong. Setelah pengovenan selesai bakpia didinginkan menggunakan tampah besar dan diletakan pada rak sampai dingin.





5.    Pengemasan
Gambar 8. Proses pengemasan
Pengemasan dilakukan agar tampilan bakpia crispy menjadi lebih menarik. Pengemasan bakpia crispy menggunakan kardus yang diberi selotip untuk meminimalisir udara dan serangga masuk. Pengemasan dilakukan secara manual satu per satu. Pengemasan dilakukan biasanya pada pagi hari karena proses penirisan dan pendinginan bakpia dilakukan semalaman agar benar-benar dingin untuk mengurangi penguapan didalam kardus yang menyebabkan kerusakan pada produk. Setelah proses pengkardusan selesai kemudian ditata diruangan dengan suhu kamar untuk menjaga kualitas produk. Pemberian label kadaluarsa dilakukan pada saat setelah pemberian selotip. Pengiriman produk menggunakan kardus besar yang berisi 77 kardus kecil.

Gambar 9. Diagram Alir Proses Pembuatan Bakpia Crispy


BAB IV
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah yang dihasilkan pada produksi ini adalah produk yang tidak terjual, cangkang telur, dan kardus yang tidak terpakai. Untuk limbah produk yang kembali atau kadaluarsa dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi dan cangkang kulit telur dibuang ketempat sampah karena jumlah yang sedikit tidak menjadi permasalahan. Sedangkan kardus bekas yang tidak terpakai dikumpulkan digudang dan akan dijual nantinya. Limbah di tempat produksi bakpia ini sudah tertangani dengan baik dan tidak sampai mencemari lingkungan sekitar sehingga tidak menggangu masyarakat sekitar.













BAB V
PEMASARAN PRODUK
Sistem pemasaran produk bakpia crispy ini dengan cara menitipkan ke toko oleh-oleh sekitar  Klaten, Jogja dan Solo. Bapak Janto memiliki toko sendiri yang diberi nama toko oleh-oleh Barokah Agung yang berada di Jl. Jogja Solo Km 17 Telogo, Prambanan. Jumlah produksi bakpia crispy di tempat bapak Janto setiap harinya  ± 200 kardus dan setiap kardus berisi 10 bakpia crispy. Bapak Janto juga mengirim ke wilayah Tasik, Bandung dan Jakarta melalui jasa antar barang dan langsung diterima oleh sales bapak Janto yang berada disana. Sales tersebut adalah teman bapak Janto ketika bekerja disana.
 Bakpia crispy yang dititipkan di toko oleh-oleh, pembayarannya ketika barang sudah terjual dan pada saat itu juga produk yang tidak terjual karena sudah kadaluarsa diambil untuk ditukar dengan yang baru yang dilakukan 1 bulan sekali.  Seles bapak Janto sudah memiliki pasar sendiri dan tidak terikat kontrak yang tidak memiliki target penjualan yang harus terpenuhi. Tempat produksi ini juga menerima pembelian di rumah dengan harga yang lebih murah dari pada ditoko sehingga tidak jarang pembeli yang membeli bakpia di rumah dengan sistem pembayaranya langsung.



BAB VI
PEMBAHASAN
A.      Proses
Dari proses pembuatan bakpia crispy di home industri bapak Janto sudah baik, mulai dari awal pengolahan hingga akhir pengolahan, akan tetapi dalam melakukan usaha tersebut masih ada kendala-kendala yang diantaranya :
1.        Proses penecetakannya masih manual, menyebabkan ukuran yang tidak sama.
2.        Proses penimbangan bahan baku masih sering dengan perkiraan dalam pembuatan adonan.
3.        Tingkat higienitas yang kurang dengan ditandai adanya lalat yang berterbangan disekitar proses produksi.
4.        Proses pendinginan pasca pengovenan diletakan diruang terbuka yang itu dapat menyebabkan kualitas bakpia menurun dan proses kadaluarsa menjadi lebih cepat.
5.        Media promosi menggunakan internet belum diterapkan.
Sehingga dengan mengetahui kendala-kendala tersebut diharapkan kita bisa membantu untuk memberikan solusi atau masukan yang berguna dan bermanfaat bagi produsen bakpia crispy ini. Hal-hal yang diharapkan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu :
1.        Menbuat alat untuk mencetak bakpia agar hasilnya sama dan memiliki standar ukuran yang pasti.
2.        Pembuatan adonan baiknya menggunakan alat ukuran yang pasti untuk dijadikan standar dan agar kuantitasnya tetap terjaga.
3.        Mengunakan kipas angin untuk mengusir lalat yang ada disekitar tempat produksi.
4.        Membuatkan ruangan kusus untuk tempat pendinginan yang kering dan tidak ada lalat.
5.        Dapat memanfaatkan internet dalam memaksimalkan promosi pemasaran.









BAB VII
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek lapangan dapat di simpulkan bahwa:
1.        Dari data yang diperoleh dari perusahaan bakpia crispy yang terletak di Dk. Winong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, maka dapat disimpulkan bahwa tepung terigu dapat diolah menjadi bakpia crispy yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
2.        Bakpia crispy terbuat dari tepung terigu, gula pasir, minyak kelapa, margarin, dan panili. Bakpia ini juga merupakan salah satu bentuk olahan baru dengan tekstur  yang renyah dan rasa yang manis perpaduan gurih.
3.        Produk ini sangat diminati oleh masyarakat dibuktikan dengan permintaan yang tinggi dan terkadang sampai tidak mampu memenuhinya, terlebih pada hari raya.
B.     Saran- saran
1.    Kualitas produk harus dijaga dengan memperhatikan hal-hal kecil seperti menjaga kebersihan alat dan tempat produksi.
2.    Mempromosikan produk melalui internet seperti menggunakan media sosial yang ada.


LAMPIRAN
FOTO –FOTO KEGIATAN
a.       Proses Penimbangan Bahan Baku
b.      Proses pembuatan adonan
c.       Proses pembuatan bakpia crispy


d.      Proses Pengovenan
e.       Proses pengemasan



f.       Kardus kemasan
  1. Produk Bakpia Crispy